BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Laman

Sabtu, 17 November 2012

Ignaz Goldziher


Ignaz Goldziher adalah salah satu dari jutaan orientalis yang mendalami ilmu-ilmu Islam. Ia lahir pada 22 Juni 1850, di Hongaria. Ia berasal dari keluarga Yahudi yang terpandang dan memiliki pengaruh luas, namun tidak seperti keluarga Yahudi Eropa yang sangat fanatik pada saat itu. Pendidikannya dimulai dari Budhapest kemudian melanjutkan ke Berlin pada tahun 1869 dan pindah lagi ke Universitas Leipzig. Goldziher dalam studinya dibimbing oleh orientalis terkemuka saat itu yaitu Fleisser, ia juga terkenal sebagai pakar filologi (ilmu tentang asal-usul kata). Goldziher memperoleh gelar doktoral tingkat pertama pada tahun 1870 dengan karyanya : “Penafsir Taurat yang Berasal dari Tokoh Yahudi Abad Tengah”; yang bernama Rchillma, ada pula yang menyebutnya Ptnkhum. 
Ia kemudian kembali ke Budapest dan ditunjuk sebagai asisten Guru Besar di Univeritas Budhapest pada tahun 1872. Ia tidak lama mengajar, dan lalu meneruskan studinya di Wina dan Leiden. Setelah itu ia mengadakan perjalanan ke Timur Tengah, Suriah dan Palestina dan kemudian menetap di Kairo. Selama di Kairo Ia sempat bertukar kajian di Universitas Al-Azhar. Ketika diangkat menjadi pemimpin Universitas Budaphest, ia sangat menekankan kajian keilmuannya pada peradaban Arab, khususnya agama Islam. Ia membuat gebrakan yang melambungkan nama negeri asalnya. Oleh karena itu, ia dipilih sebagai anggota Pertukaran Akademik Magara tahun 1871, kemudian menjadi anggota Badan Pekerja tahun 1892, dan menjadi ketua dari bagian yang dibentuknya pada tahun 1907. Perjalanan karir ilmiah Ignaz dimulai sejak usia 16 tahun ketika dia mulai tertarik pada kajian ketimuran. Ia telah sanggup menerjemah dua buah kisah yang berbahasa  Turki ke bahasa Hongaria, dan ia sudah terbiasa dengan membaca buku besar, memberi ulasan dan kritikan pada buku yang ada. Koleksi ulasan yang dihasilkan telah mencapai 592 kajian. Buku klasik pertama yang menjadi kajiannya pada tahun 1884 adalah al-Zhahiriyah: Madzhabuhum wa Tarikhuhum. Ia kemudian mendalami kajian fikih dan ushul fikih. Lima tahun kemudian, Ignaz menulis karangan besar yang berhubungan dengan kajian hadis dengan judul Dirasah islamiyat, juz I terbit pada tahun 1889, sedangkan juz II terbit pada tahun berikutnya. Pada tahun 1894, Ia diangkat menjadi profesor kajian bahasa Semit. Sejak saat itu Ia hampir tidak kembali ke negerinya, Goldziher memang terkenal sangat cerdas. Ignaz Goldziher meninggal pada tahun 1921.Ignaz adalah sosok yang cerdas dan produktif. Hal ini dibuktikan dengan terselesaikannya karya perdananya pada usia 12 tahun. Karya itu berisi tentang asal-usul dan waktu yang tepat bagi sembahyang bagi orang-orang Yahudi yang disebut piyyuts. Selain karya tersebut Ignaz juga memiliki karya yang lain, baik dalam bidang tafsir (al-Quran) ataupun bidang hadis, antara lain : 
  1. Al-Dzahiriyyah; Madzhabuhum wa Tarikhuhum. Karya ini ditulisnya pada tahun 1884 M. Dalam karya ini dituliskannya tentang ushul fiqh dan kaidah fiqh dalam perspektif madzhab Dzahiri. Ia juga mengutarakan pula hubungan antara madzhab Dzahiri dengan madzhab yang lain.
  2. Dirasah Islamiyyah. Karya ini terbit pada tahun 1889. Dalam karya ini Ignaz mendiskripsikan tentang paganisme (al-watsaniyyah) dan Islam. Menurut Ignaz, pergulatan yang terjadi pada masa Arab jahiliyyah melawan semangat Islam, ternyata tidak hanya terbatas pada kalangan bangsa Arab saja, tetapi juga terjadi pada seluruh bangsa yang akhirnya masuk Islam. Ignaz menjelaskan bagaiman proses terjadinya pengislaman dan nilai-nilai Islam yang menjadi unggulan atas tradisi jahiliyyah. Islam memang unggul masalah moralnya, seperti memuliakan darah bangsa Arab. Islam juga menyeru pada persamaan hak, tidak ada perbedaan derajat antar manusia, Islam juga menolak ketinggian seeseorang karena nasabnya. Semua itu tergambar dalam pondasi bahwa tidak ada keutamaan bangsa Arab atas non-Arab kecuali taqwanya Pada juz kedua dari karyanya (Disarah Islamiyyah) inilah perlu untuk diwaspadai, karena karya ini sangat penting dan mengandung unsur penyelewengan yang sangat berbahaya. Pada bagian pertama pembahasannya tentang hadis, Ignaz memaparkan sejarah dan perkembangan hadis serta mengungkapnya urgensi hadis bukan dalam arti yang sebenarnya menurut Islam. Menurutnya, hadis merupakan sember utama untuk mengetahui perbincangan politik, keagamaan dan mistisme dalam Islam. Masalah ini terjadi disepanjang masa, hadis dipakai sebagai senjata  oleh masing-masing madzhab. Baik kelompok politik maupun faham fiqh berupaya untuk menggunakan hadis sebagai alat menguasai persoalan kehidupan ditengah umat Islam. Jadi, hadis tidak untuk mengetahui perilaku nabi, tetapi lebih pada kepentingan kelompok tiap aliran, baik politik maupun keagamaan. Pada bagian lain dari juz kedua ini, Ignaz menjelaskan tentang pengkultusan wali di kalangan umat Islam dan berbagai hal yang berkaitan dengannya. Misalnya korelasi pengkultusan yang terjadi dalam Islam dan pengkultusan pada masa jahiliyyah. Ia membagi pengkultusan wali menurut lokasi-lokasinya yang tersebar di dunia Islam.
  3.  Madzahib al-Tafsir al-Islami. Karya ini pertama kali terbit di London pada tahun 1920 dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sebanyak dua kali. Karya ini membincangkan tentang tafsir dan metodologinya pada masa awal dan pertengahan Islam. Selain itu Ignaz mengetengahkan kritik bahkan celaan tentang ragam qira’ah al-Quran, rasm Ustmani, dan beberapa aliran penafsiran al-Quran.
  4. Al-Aqidah wa al-Syari’ah fi al-Islam. Karya ini dicetak pada tahun 1960. Dalam karya ini Goldziher banyak melakukan tuduhan-tuduhan menyimpang kepada Muhammad saw. Prof. Ahmad Muhammad Jamal mengkritik keras karyanya ini. Menurut Jamal, pada halaman 12, Goldziher melontarkan tuduhan bahwa Islam merupakan himpunan pengetahuan dan pandangan agama-agama lain yang sengaja dipilih Muhammad. Hal ini diketahui dan ditimba oleh Muhammad karena hubungannya dengan oknum-oknum Yahudi, Nasrani dan lain-lainnya. 
  5. Buku-buku lain yang dihasilkan Ignaz ialah al-Mu’ammarin-nay Abi Hatim pada tahun 1899, Ignaz juga menulis pendahuluan bagi buku at-tauhid-nya Muhammad ibnu Tumart Mahdi al-Muwahidun, buku ini diterbitkan oleh Lucian pada tahun 1903 di Aljazair. Dalam pengantarnya, Ignaz membahs tentang Ijtihad  dan taklid. Adapun karangan Ignaz yang paling fenomenal adalah Muhadharat fi al-Islam  dan al-Qur’an ‘Inda al-Muslimin (Leiden, 1920).
  6. Muhadharat fi al-Islam (Heidelberg, 1910) membahas penilaian umum yang diberikan Ignaz tentang Islam ditinjau dari berbagai aspek. Pada pasal pertama membicarakan “Muhammad dan Islam”, pada pasal kedua membahas “pekembanagn syari’at”, disini dibahas sejarah hadis secara umum dan spesifikasi fiqh pada masa awal terbentuknya madzhab. Pada pasal ketiga membahas tentang “perkembangan ilmu kalam”, pada pasal keempat tentang “Zuhud dan Tasawuf”, yang menguraikan sejarah timbulnya mistisime dalam Islam dan perkembangannya, yaitu ketika peradaban Islam berkenalan dengan Hellenis dan Hindu hingga timbulnya paham wihdatul wujud pada abad ke tujuh hijriyyah. Dalam bagian akhir buku ini mambahas tentang aliran-aliran yang terdapat dalam Islam, seperti Khawarij, Syiah, dan aliran-aliran yang muncul pada masa kontemporer, seperti Wahabiyyah, Bahaiyyah, Babiyyah, dan Ahmadiyyah.
  7. Ittijahat Tafsir al-Qur’an ‘Inda al-Muslimin, Ignaz mengulas langkah-langkah dalam menafsirkan al-Qur’an, sejarah penulisan al-Qur’an, ragam bacaan, latar belakang timbulnya keragaman penafsiran, dan berbagai hal uang berkaitan dengan tafsir al-Qur’an. Pembahasannya diakhiri dengan pembicaraan kitab tafsir al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari. Pada bagian akhir ditemukan metode-metode tafsir modern yang dipelopori oleh ulama modern yang menyatakan terbukanya kembali pintu Ijtihad.
Dikutip dari :
  1. Abdurrahman Badawi, Mausu’ah al-Mustayriqiin (Beirut: Dar al-Ilm li al-Alamin, 1993) 
  2. Wahyudin Darmalaksana, Hadis di Mata Orientalis, (Bandung: Benang merah press, 2004) 
  3. Rasyid bin Ustman al-Zahrani, Tarjamah Ignaz Goldziher (Saudi Arabia: Prodi Peradaban Islam, 2012) 
  4. Ignaz Goldziher, al-Aqidah wa al-Syari’ah fi al-Islam (Mesir: Dar al-Kutub al-Hadisah, 2009)